Selasa, 14 Maret 2017

Kel 2 - Keterkaitan Taksonomi Bloom dengan Penulisan LKS

  Makalah ini telah dipresentasikan pada Rabu, 8 Maret 2017.


 
Keterkaitan Taksonomi Bloom Dalam Penulisan LKS
Tugas mata Kuliah Menulis LKS
Dosen Pengampu : Noor Cahaya, M.Pd.



Kelompok 2:

       Chendia Lufiandari            A1B114009        
Devi Susanti                     A1B114011
Mona Julia                       A1B114076
Mega Wati                        A1B114032
Sarifudin                          A1B114052
M.Ridho Pahlawan           A1B114077
Budiman Arifin                A1B114067
Juairiah                             A1B114025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2017
 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada  Noor  Cahaya, M.Pd. selaku Dosen Pengampu. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini disusun berdasarkan apa yang kami dapat dari buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan mata kuliah ini. Namun demikian jika adanya kekurangan–kekurangan di dalam makalah ini dan oleh karena kekurangan itu untuk  dapat terlengkapi melalui diskusi serta bimbingan dan arahan dari dosen pengampu. Cukup sekian yang dapat kami ungkapkan dalam kata pengantar ini, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Demikian dan terima kasih.                                                                                                
  Banjarmasin, 4 Maret 2017

Penulis
 
Kelompok 2
 
    
 
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Taksonomi Bloom .............................................................................................3
2.2 Ranah-Ranah Dalam Taksonomi Bloom .............................................................................4
 2.3 Taksonomi Bloom Pada Lembar Kerja Siswa ...................................................................7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................9
Simpulan ...................................................................................................................................9
Daftar Pustaka .........................................................................................................................10
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1  LatarBelakang
 
Pendidikan merupakan suatu proses manusia agar kelak dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.Selain itu pendidika juga menjadi sebuah kebutuhan dari setiap manusia. Hal itu menjadi kebutuhan karena dengan pendidikan manusia akan dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan menjadikan kualitas manusia tersebut lebih tinggi.
Proses dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas diri manusia adalah kegiatan belajar-mengajar. Pada proses belajar-mengajar ada yang menjadi orang yang belajar, yaitu siswa, serta ada yang mengajar, yaitu guru. Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yang perlu disiapkan guru pada proses belajar-mengajar yaitu, tujuan, bahan,media, metode,dan penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkahl aku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Media adalah alat bantu proses belajar-mengajar untuk menstimulus pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa. Metode adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S, Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
Setelah melakukan guru mengambil keputusan terhadap kemampuan siswa. Guru akan mempertimbangka memberikan penguatan dalam bentuk lembar kerja siswa atau LKS. LKS sebagai media pembelajaran yang berisimateri ajar yang berupa rangkuman yang tetap mencakup tujuan pembelajaran dan terdapat soal-soal latihan yang dikerjakan. Lalu apa keterkaitan LKS berisi soal-soal yang dapat mengukur kemampuan siswa. LKS juga dapat menjadi alat ukur penilaian kompetensi siswa. Sebagai alat ukur kompetensi siswa dibuat oleh guru. Apakah Taksonomi Bloom juga digunakan dengan penulisan LKS? Hal ini menarik karena untuk mengukur kompetensi menggunakan Taksonomi Bloom. Masalah tersebu takan dibahas dalam makalah ini.
 
1.2  RumusanMasalah
 
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
 
1.      Apa itu Taksonomi Bloom?
2.      Apa saja ranah-ranah yang ada pada Taksonomi Bloom?
3.      Apa keterkaitan antara Taksonomi Bloom dengan penulisan LKS?
 
 
1.3  TujuanPenulisan
 
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat tujuan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
 
1.      Untuk mengetahui Taksonomi Bloom.
2.      Untuk mendeskripsikan ranah-ranah yang ada pada Taksonomi Bloom.
3.      Untuk mendeskripsikan keterkaitan antara Taksonomi Bloom dengan penulisan LKS.
 
 
 
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Pengertian Taksonomi Bloom
 
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti untuk meng-klasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Taksonomi Bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi.
 
 
 
 
2.2 Ranah-Ranah dalam Taksonomi Bloom
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif)
 
Cognitive Domain adalah yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya.
 
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6).
 
a. Pengetahuan ( Knowledge ).
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk, dan sebagainya.
 
b. Pemahaman ( Comprehension ).
Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yang diuraikan dalam fish bone diagrampareto chart, dan sebagainya.
 
c. Aplikasi ( Application ).
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yang berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
 
d. Analisis ( Analysis ).
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
 
e. Sintesis ( Synthesis ).
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
 
f. Evaluasi ( Evaluation )
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan sebagainya dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yang sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dan sebagainya.
 
2.      Affective Domain (Ranah Afektif)
 
Affective Domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
a. Penerimaan ( Receiving/Attending ).
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b. Tanggapan ( Responding ).
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
c. Penghargaan ( Valuing ).
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
d. Pengorganisasian ( Organization )
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
e. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Value Complex)
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
 
 
3.      Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor).
 
Psychomotor Domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin,dan lain-lain.
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom.
 
a.  Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
 
b.  Kesiapan (Set).
     Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
 
c.  Merespon (Guided Response).
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
 
d.  Mekanisme ( Mechanism ).
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
 
e.  Respon Tampak yang Kompleks ( Complex Overt Response ).
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
 
f.   Penyesuaian ( Adaptation ).
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
 
g.  Penciptaan ( Origination ).
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.
 
 
2.3 Taksonomi Bloom pada Lembar Kerja Siswa

Sebelumnya diketahui bahwa taksonomi bloom meliputi 3 ranah yaitu afektif, kognisi dan psikomotor. Pada sub bab ini kami akan memaparkannya satu persatu.

§  Afektif

Afektif ialah perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Aspek afektif ini haruslah tertanam pada sebuah LKS karena bagaimana peserta didik belajar mengendalikan dan menanamkan sikap maupun mental dalam kehidupan sehari-hari.
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemapuan yaitu:
a)      Meneriama, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
b)      Menjawab, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar
c)      Menilai, yaitu yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.
d)     Organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e)      Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki sesorang , yang mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.

§  Kognisi

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi dan pengetahuan. Jelas pada sebuah LKS, aspek ini haruslah ada, karena aspek iniah yang menjadi sumber informasi dan materi yang ada pada sebuah LKS. Tanpa aspek ini maka sebuah LKS hanya sekedar tampat latihan menjawab soal-soal saja tanpa adanya teori dan materi yang membantu.
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kataknowledge dalam taksonomi Bloom, pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, dll tanpa harus mengetahui atau dapat menggunakannya. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini antara lain: benar-salah, menjodohkan isian atau jawaban singkat dan pilihan ganda.

§  Psikomotor

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan. Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotoris meliputi tiga tingkatan keterampilan yakni :
 
a)      Keterampilan motorik (muscular or motor skills) yaitu: memperlihatkan gerak, menunjukan hasil, menggerakan, menampilkan, melompat dan sebagainya.
b)      Manipulasi benda (manipulation of materials or objects) : menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi, dan sebagainya.
c)      Koordinasi neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong dan sebagainya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan sub kategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah lakudari tingkat yang lebih rendah.
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
 
Ari Kunto Suharsisni, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”, Bumi Aksara ; jakarta : 2012
 
Sanjaya Wina, “ Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran”, Kencana Prenada Media Grup ; jakarta : 2010
 
Sudjana Nana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” , PT.Remaja Rusda Karya ; Bandung : 2006
 
 
 
 
 
KOMENTAR 
 
1. Nama : Dewi Herliani
NIM A1B114068
Kelompok 6

Jelaskan apa itu fish bone diagram dan pareto chart, dan berikan contohnya!
Terima kasih.
 
 
 
 
2. Nama : Mahmuda
NIM A1B114074
Kelompok 3

Saya ingin bertanya, dikatakan pada penjelasan kelompok 2 bahwa dalam taksonomi bloom aspek kognitif merupakan aspek yang paling mendasar, nah dalam hal ini bagaimana peran aspek kognitif dalam LKS apakah juga menjadi bagian paling mendasar yang harus ada? Tlong jelaskan
 
 
 
3. Nama : Nur Rahmah
Nim : A1B114090
Kelompok 1
Salam, saya ingin bertanya. Bagaimana cara memasukkan aspek psikomotor pada sebuah LKS, agar siswa tidak hanya terpaku pada kognitif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar